Wujudkan Kota Jambi Smart City, Pemkot Siapkan Integrasi Aplikasi

Wujudkan Kota Jambi Smart City, Pemkot Siapkan Integrasi Aplikasi

LANAIJAMBI.COM - Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi telah menerapkan E-Goverment atau sekarang dikenal dengan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Kini, pelaksanaan SPBE di Kota Jambi makin berkembang dengan adanya aplikasi Sistem Informasi Kota Jambi (Sikoja).

Baca Juga:

Mayoritas Diisi Tenaga Kerja Lokal Jambi, Sumur NEB-101 PetroChina Resmi Beroperasi

Penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) berkaitan erat dengan konsep smart city yang digagas Kota Jambi, dan merupakan upaya-upaya inovatif yang dilakukan dalam mengatasi berbagai persoalan dan meningkatkan kualitas hidup.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Kota Jambi, Abu Bakar mengatakan, Era globalisasi yang menuntut masyarakat bergerak cepat dan dinamis serta bertindak efektif dan efesien dalam menghadapi persaingan yang begitu ketat membuat teknologi informasi dan komunikasi yang sedemikian canggih sangat diperlukan keberadaannya.

Hal ini membuat beberapa segmentasi kehidupan masyarakat perlahan mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang ada, diantaranya sektor perdagangan, produksi barang dan jasa, pendidikan, keamanan, sosial, politik, termasuk dalam bidang pemerintahan.

"Oleh karena itu, pelayanan kepada masyarakat juga harus mengikuti perkembangan Tekhnologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Supaya memudahkan masyarakat dalam berbagai urusan," kata Abu Bakar, di ruang kerjanya, Rabu (5/7).

Dikatakan Abu Bakar, Pemkot Jambi sudah memiliki puluhan aplikasi yang dipakai untuk menunjang pemerintahan. Sayangnya hal ini tidak sepenuhnya berdampak positif. Apalagi tidak semua aplikasi itu terintegrasi satu sama lain, atau memiliki basis data yang sama.

“Akibatnya masyarakat bisa bingung karena data aplikasi itu tidak komplet, atau lelet saat mengakses aplikasi tertentu, karena kapasitas server yang digunakan OPD itu memang tidak memadai. Karena itu, aplikasi-aplikasi yang ada perlu terintegrasi dan bahkan ada yang dihapus karena kebutuhannya justru tak efektif. Terlebih selama dua tahun belakangan, isu smart city (kota cerdas) terus menjadi salah satu arus utama (mainstream) dalam berbagai kebijakan Pemkot," kata Abu Bakar.

Abu Bakar mengatakan, tujuan besar smart city ini adalah terwujudnya kesejahteraan masyarakat, melalui pemanfaatan IT dalam program-program Pemkot. 

Kata dia, penataan aplikasi milik OPD memiliki tujuannya jelas, agar aplikasi yang ada kian aplikatif dan mampu memudahkan khalayak dalam mengakses layanan tersebut. 

“Bentuk penataan itu bisa mengintegrasikan aplikasi-aplikasi serupa, menghapus aplikasi yang mirip, atau mengembangkan aplikasi yang sudah ada. Prinsipnya semua aplikasi pelayanan publik akan digabungkan dalam Sikoja, sehingga memudahkan masyarakat untuk mencari layanan yang mereka butuhkan," tambahnya.

Advertisement