PERAN MEDSOS PADA PEMILU 2024: Merekat atau Memecah?

PERAN MEDSOS PADA PEMILU 2024: Merekat atau Memecah?

Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk bijak dalam menggunakan media sosial selama pemilu. Sebagai pemilih, kita harus kritis terhadap informasi yang kita temukan di media sosial, memverifikasi fakta sebelum membagikan atau mempercayainya. Kita juga harus mendukung kampanye yang berfokus pada isu dan program, bukan serangan personal.

Baca Juga:

Arnold Yoseph Pardede Kader Muda PAN Kota Jambi saatnya Milenial menjadi Bagian dari Dunia Politik

Ada begitu banyak bentuk serangan personal yang terjadi di medsos. Beberapa diantaranya, pembunuhan karakter (Character Assassination). Ini adalah serangan yang bertujuan untuk merusak citra dan reputasi politisi dengan menyebarkan informasi palsu, gosip, atau berita palsu yang tidak berdasar.

Ada juga penyebaran foto atau video pribadi (Doxxing). Serangan semacam ini dapat mencakup penyebaran foto atau video pribadi politisi tanpa izin mereka, yang dapat mengganggu privasi dan mengakibatkan dampak negatif pada kehidupan pribadi mereka. Dan, yang paling sering kita temui, pelecehan dan pelemparan kata-kata kasar (Cyberbullying). Ini melibatkan penggunaan bahasa kasar, menghina, atau mengancam politisi melalui komentar atau pesan di media sosial.

Maka dari itu, bagi para kandidat, penting untuk menggunakan media sosial dengan integritas, menghindari praktik-praktik negatif, dan mengedepankan pesan-pesan yang konstruktif. Kita semua memiliki peran dalam menjaga media sosial sebagai alat yang menjembatani masyarakat, bukan yang membelahnya.

Akhirnya, Pemilu 2024 adalah kesempatan bagi kita untuk membuktikan bahwa media sosial dapat menjadi kekuatan positif dalam demokrasi kita. Dengan politik yang santun, saling menguatkan, dan fokus pada isu-isu penting, kita dapat menjaga integritas pemilihan umum dan membangun masyarakat yang lebih baik. Jika kita menggunakan media sosial dengan bijak, kita dapat menjembatani perbedaan dan memperkuat fondasi demokrasi kita. Semoga. (Pengamat Sosial dan Kebijakan Publik)

Advertisement