Oleh: Bahren Nurdin
Baca Juga:
Dalam era digital dan politik yang semakin kompleks, ikut berpolitik praktis bukanlah perkara mudah. Setiap individu yang memasuki dunia politik harus siap menghadapi berbagai tantangan, termasuk serangan personal dan fitnah yang dapat memicu emosi. Tidak jarang, mereka yang berkecimpung dalam politik menjadi mudah tersinggung atau terbawa perasaan, yang dalam istilah populer sering disebut "baper".
Dalam konteks politik modern, di mana media sosial memainkan peran besar dalam penyebaran informasi dan opini, serangan terhadap karakter seringkali menjadi senjata paling ampuh. Oleh karena itu, bagi siapa pun yang ingin terlibat dalam politik praktis, penting untuk memahami bahwa perjalanan ini akan diiringi oleh tantangan-tantangan ini. Jangan ‘Baper’!
Walaupun, secara pribadi saya tidak setuju dengan politik ‘kotor’ yang berbumbu hasutan dan fitnah. Saya selalu tegaskan, politik itu tidak kotor tapi ‘orang-orang’ kotor masuk dunia politik. Merekalah yang mencemari politik itu sendiri.
Politik, pada hakikatnya, adalah panggung tempat para pemimpin mengemban tugas untuk memperjuangkan dan mewakili suara rakyat. Ini adalah tugas suci dan mulia. Maka sebenarnya mereka tidak boleh tercabut dari nilai-nilai kesantunan dan kewibawaan.
Dengan mengutamakan nilai-nilai santun dan berwibawa dalam politik, kita dapat membangun lingkungan politik yang lebih sehat dan bermartabat. Ini akan memungkinkan politisi untuk benar-benar fokus pada tugas mereka sebagai pengabdi masyarakat, tanpa terjerat dalam perilaku yang merusak dan mengaburkan tujuan mulia politik itu sendiri.
Fans
Fans
Fans
Fans