LANAIJAMBI.COM-Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka suara soal efek serangan Iran ke Israel yang terjadi pada akhir pekan lalu. Salah satunya, anggaran subsidi dan kompensasi energi RI berupa BBM dan LPG yang terancam jebol dari asumsi APBN.
Baca Juga:
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, hal ini seiring dengan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Oil Price (ICP) yang diprediksi naik tembus USD 100 per barel.
Terlebih, menurut pantauan ESDM sejak 40 bulan terakhir terhitung Januari 2021 hingga 12 April 2024, harga minyak dunia mengalami fluktuasi yang cenderung meningkat setiap bulannya.
"Walaupun naik turun, tapi sebetulnya (harga minyak) naik walaupun fluktuasi. Tapi secara umum itu naik. Nah kalau kita soroti ICP sebenarnya yang dari bulan Februari-Maret-April 2024 itu naik terus. Kenaikannya kurang lebih USD 5 per bulan," kata Tutuka dalam Webinar Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI di Jakarta, Senin (15/4).
Lebih lanjut, Tutuka membeberkan jika harga ICP benar tembus USD 100 per barel dan kurs dollar terhadap rupiah naik menjadi Rp 15.900, maka subsidi dan kompensasi BBM akan naik menjadi Rp 250 triliun dari sebelumnya diasumsikan dalam APBN sebesar Rp 161 triliun.
"Kemudian, untuk LPG juga naik menjadi Rp 106 triliun dari asumsi sekarang ini APBN sebesar Rp 83,3 triliun. Tentunya, totalnya ini akan sangat besar kalau kita totalkan bisa sampai Rp 213 triliun," lanjutnya.
Fans
Fans
Fans
Fans