Solusinya sebut Fasha, nanti Pemkot Jambi akan bekerjasama dengan BUMD untuk memfasilitasi angkutan kota (angkot).
Baca Juga:
"Itu salah saru solusinya nanti, angkot baru untuk tranportasi pelajar," ujarnya.
Sementara Kasat Binmas Polresta Jambi, Kompol Mardonna Lamtio mengatakan, dari 130 kenakalan anak bermotor yang terjaring, notabene merupakan pelajar SMP.
"Pemicu pertamanya karena anak bebas memiliki dan membawa motor," katanya.
Selain itu juga, penyebabnya karena medsos terlalu bebas di akses oleh anak.
"Ini mohon juga dukungan dari kepala sekolah terkait ini," ujarnya.
Kasat Lantas Polresta Jambi yang diwakili Kanit Kamsel Satlantas Polresta Jambi, Iptu Dwi Mahendro mengatakan, dalam beberapa waktu terakhir ada pelajar di Kota Jambi meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas.
"Umur mereka belum sampai 17 tahun. Tapi mereka sudah bawa motor," katanya.
Sementara Kepsek SMPN 11 Kota Jambi, Asmiyati mengatakan, pihaknya sudah sampaikan keluh kesah atas kebijakan tersebut. "Pihak Kepolisian sudah bersosialisasi di sekolah kami, surat pernyataan orangtua dan siswa sudah dibuat. Tapi masih ada beberapa yang tidak mengindahkan, alasan karena rumahnya jauh dari sekolah. Ada yang memanfaatkan kesempatan, mereka parkir di luar lingkungan sekolah," katanya.
Dia juga sudah berkali-kali menegur siswa yang masih menggunakan sepeda motor tersebut. Namun tidak ada respon. "Kalau bisa Kepolisian langsung memberi efek jera dengan memberi peringatan. Datang saja saat jam sekolah, pasti ada itu siswa yang keluar dari lorong-lorong," pungkasnya. (***)
Fans
Fans
Fans
Fans