KBM DARING: Tantangan Pendidikan Era Digital di Jambi

KBM DARING: Tantangan Pendidikan Era Digital di Jambi

Oleh: Bahren Nurdin

Dalam menghadapi perubahan pesat di era digital, pendidikan dan literasi di Jambi memainkan peran penting dalam membentuk masa depan masyarakat. Lantas, bagaimana kita melihat pendidikan dan literasi di Jambi, khususnya penggunaan teknologi dalam pembelajaran, program-program literasi masyarakat, dan tantangan yang dihadapi dalam menghadapi dinamika global di bidang Pendidikan?

Baca Juga:

Gagalkan 10 Kilogram Sabu, Ditresnarkoba Polda Jambi Tangkap Tiga Pelaku, Satu Pelaku Dilakukan Tindakan Tegas Terukur

Sebagian institusi pendidikan di Jambi telah menyesuaikan diri dengan era digital melalui pengintegrasian teknologi dalam proses pembelajaran. Beberapa sekolah di Jambi kini dilengkapi dengan fasilitas teknologi, seperti komputer dan akses internet. Penggunaan aplikasi pembelajaran, platform daring, dan multimedia membantu meningkatkan interaktivitas dan memperkaya pengalaman belajar siswa.

Begitu juga halnya dengan program-program literasi masyarakat. Pemerintah dan lembaga non-pemerintah di Jambi telah meluncurkan berbagai program literasi masyarakat untuk meningkatkan tingkat literasi di kalangan anak-anak maupun dewasa. Program ini mencakup pelatihan membaca dan menulis, akses ke perpustakaan komunitas, serta lokakarya literasi untuk meningkatkan pemahaman membaca di kalangan masyarakat.

Meskipun ada kemajuan, pendidikan di Jambi masih menghadapi sejumlah tantangan. Akses terhadap teknologi dan internet masih tidak merata di seluruh daerah, menyebabkan kesenjangan dalam pendidikan digital. 

Akses terhadap teknologi dan internet yang tidak merata merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi pendidikan di Jambi. Hal ini menyebabkan kesenjangan dalam pendidikan digital, yaitu perbedaan akses dan pemanfaatan teknologi dan internet dalam pembelajaran antara siswa di daerah perkotaan dan pedesaan.

Berapa faktor yang mempengaruhi kesenjangan digital dalam pendidikan di Jambi antara lain lokasi. Daerah pedesaan umumnya lebih sulit untuk mendapatkan akses internet dan teknologi dibandingkan dengan daerah perkotaan. Hal ini disebabkan oleh faktor geografis, seperti jarak dari pusat kota, medan yang sulit, dan ketersediaan infrastruktur.

Termasuk juga tingkat sosial ekonomi Masyarakat. Di daerah pedesaan umumnya lebih rendah dibandingkan dengan masyarakat di daerah perkotaan. Hal ini menyebabkan mereka memiliki keterbatasan dalam mengakses teknologi dan internet, seperti keterbatasan biaya dan pengetahuan.

Advertisement