NILAI-NILAI PANCASILA DAN KELESTARIAN BUDAYA

NILAI-NILAI PANCASILA DAN KELESTARIAN BUDAYA

Ketika ada ancaman terhadap bangsa, rakyat Indonesia akan selalu berdiri paling depan untuk membela tanah airnya. Jiwa dan raga akan dipersembahkan.

Baca Juga:

Kadis Kominfo Sambut Kunker Ketua DPRD Provinsi Bengkulu dan Rombongan di Provinsi Jambi

Sila ‘Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan’ menjunjung tinggi prinsip musyawarah dalam mengambil keputusan. Pepatah Jambi "bulat air dek pembuluh, bulat kato dek mupakat" menegaskan pentingnya mencapai mufakat dalam menyelesaikan persoalan. Tradisi ini merupakan warisan adiluhung yang telah dipraktikkan turun-temurun.

Dalam berbagai keputusan, masyarakat selalu mengutamakan kesepakatan bersama, mencerminkan nilai demokrasi dan kearifan lokal yang sangat dihargai.


Sila ‘Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia’ mencerminkan cita-cita untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Nilai-nilai keadilan telah mengakar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, seperti dalam dalam menyelesaikan sengketa secara musyawarah.

Dalam kesehariannya, masyarakat Indonesia juga selalu berusaha untuk mengedepankan nilai keadilan dalam berbagai aspek kehidupan. Ini terlihat pula dari upaya masyarakat untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada yang membutuhkan, serta berusaha menciptakan kesejahteraan bersama.

Pancasila bukanlah sekedar simbol kosong, melainkan kristalisasi nilai-nilai budaya bangsa yang telah hidup dan dihidupi oleh masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu. Kelestarian budaya ini menjadi kekuatan untuk menjaga keutuhan dan persatuan negara di tengah arus globalisasi dan tantangan zaman yang semakin kompleks.

Akhirnya, Pancasila menjadi pelestari adat budaya bangsa, mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat, dan terus hidup serta relevan dalam setiap aspek kehidupan kita. Mari kita jadikan peringatan hari lahir Pancasila ini sebagai momentum untuk terus memperkuat dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Semoga.

(*/Pengamat Sosial dan Kebijakan Publik)

Advertisement