Di era digital ini, media sosial memiliki pengaruh besar dalam membentuk opini masyarakat. Namun, penggunaan media sosial yang tidak etis, seperti menyebarkan berita palsu (hoaks) atau hasutan, dapat mengganggu integritas pemilu.
Baca Juga:
Berita palsu yang bersifat provokatif atau menghasut emosi dapat memperburuk ketegangan sosial dan politik. Jika berita palsu menyerang salah satu kandidat atau kelompok sosial tertentu, hal ini dapat memicu konflik antar pendukung kandidat atau kelompok tersebut. Ketegangan dan konflik semacam ini dapat mengganggu ketertiban selama pemilu dan bahkan setelahnya, menciptakan situasi yang tidak stabil dan berpotensi berujung pada kekerasan.
Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama antara pemerintah, platform media sosial, dan masyarakat untuk mengatasi masalah disinformasi. Penyuluhan kepada masyarakat tentang cara memilah informasi yang benar dan bertanggung jawab adalah langkah penting dalam melawan penyebaran berita palsu.
Pemilu yang damai juga membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat. Dengan terlibat secara aktif dalam proses pemilu, warga negara dapat memastikan bahwa pemilihan pemimpin dilakukan dengan benar dan adil. Partisipasi melalui pemantauan pemilu, memberikan suara dengan bijak, dan mendukung proses demokratis dengan sikap yang positif akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pemilu yang damai dan sukses.
Dalam menyongsong Pemilu 2024, penting bagi kita semua untuk menginternalisasi nilai-nilai etika, mematuhi hukum, meningkatkan pemahaman melalui pendidikan pemilih, mengatasi disinformasi, dan aktif berpartisipasi dalam proses demokratis.
Kepatuhan terhadap etika dan hukum dalam pemilu dapat pula membantu mengurangi potensi konflik dan kekerasan yang sering kali muncul ketika proses pemilu diwarnai oleh ketidakadilan atau kecurangan. Dengan memastikan bahwa pemilu berlangsung dengan adil dan transparan, risiko terjadinya ketegangan dan kekerasan dapat diminimalkan.
Akhirnya, dengan menggabungkan semua elemen ini (etika dan hukum), kita dapat menciptakan pemilu yang damai, adil, dan berkualitas, yang pada akhirnya akan membawa negara ke arah kemajuan dan kesejahteraan. Semoga# (Pengamat Sosial dan Kebijakan Publik)