Haniyeh Dibunuh: Lunturkah Semangat Perjuangan Palestina? 

Haniyeh Dibunuh: Lunturkah Semangat Perjuangan Palestina? 

Haniyeh Dibunuh: Lunturkah Semangat Perjuangan Palestina? 

Oleh: Rusli Abdul Roni

Hari ini, 31 Juli 2024, dunia digemparkan dengan peristiwa pembunuhan kejam al-syahid Ismail Hanieh, seorang tokoh utama dalam gerakan Hamas. Tidak dapat disangkal bahawa tragedi ini merupakan sebuah kehilangan besar bagi pergerakan Hamas, perjuangan kemerdekaan negara dan rakyat Palestina. Namun, kematiannya tidak akan sekali-kali melumpuhkan semangat perjuangan Palestina yang telah lama dibangun berdasarkan asas keadilan, kebebasan, dan hak asasi manusia. Hamas, sebagai sebuah organisasi yang dinyatakan sebagai kelompok teroris oleh beberapa negara, tetap dianggap sebagai gerakan pembebasan oleh sebagian besar rakyat Palestina dan pendukung mereka di seluruh dunia.

Baca Juga:

Menyebar di Asia, Afrika dan Eropa, Ini Biografi KH Ali Manshur Shiddiq Pencipta Shalawat Badar

Ismail Hanieh, yang pernah menjadi Perdana Menteri Palestina dari tahun 2006 hingga 2007 sebelum terjadinya perpecahan politik antara Hamas dan Fatah, adalah seorang pemimpin yang berwibawa dalam menjaga persatuan di kalangan rakyat Palestina, khususnya di Gaza. Dia memainkan peran penting dalam meluncurkan berbagai program sosial dan kesejahteraan di wilayah yang dikuasai Hamas, menjadikannya sebagai sosok yang dihormati dan dicintai oleh banyak orang, Palestina khususnya. Tentunya syahidnya pejuang palestina Haniyeh ini juga kehilangan besar buat ummat seluruh dunia.

Pastinya tragedi pembunuhan dan kematiannya ini merupakan sebuah usaha terdesak rezim Zionis Israel untuk mengekang pengaruh Hamas dan menghapuskan kepemimpinan tertinggi mereka. Pembunuhan para pemimpin Hamas oleh Rezim Zionis Israel ini bukanlah hal baru, melainkan bagian dari strategi lama Zionis dan sekutu-sekutunya untuk melemahkan Hamas. Namun, strategi ini sering kali membawa dampak yang sebaliknya. Syahid dan kematian pemimpin Hamas seperti Hanieh tidak sekalipun melumpuhkan pergerakan, bahkan pasti menyulut semangat perjuangan di kalangan rakyat Palestina, menuntut keadilan dan pembebasan Tanah Suci Palestina.

Fakta menarik tentang Ismail Hanieh adalah bahwa Beliau berasal dari sebuah keluarga sederhana dan dibesarkan di kamp pengungsian al-Shati di Gaza. Kehidupan awalnya sebagai seorang pengungsi Palestina membentuk kepribadian, sikap, pandangan, dan tindakannya terhadap perjuangan Palestina, dan hal ini mempengaruhi pendekatannya dalam memimpin Hamas khususnya dan Palestina umumnya. Dia dikenal sebagai seorang pemimpin yang dekat dengan rakyat, sering terlihat berjalan di tengah-tengah penduduk setempat tanpa perlu body guard dan pengawalan ketat dengan personil yang banyak seperti layaknya para pemimpin negara di dunia ini.

Jika ditinjau dari segi politik, sosok Hanieh adalah seorang pemimpin yang pragmatis. Meskipun dia tegas dalam menolak pengakuan dan eksistensi negara haram Israel, dia juga pernah menyatakan kesediaan untuk mengadakan gencatan senjata jangka panjang jika Israel bersedia untuk mengakui hak rakyat Palestina untuk eksis sebagai sebuah negara yang bebas dan berdaulat. Pendekatan ini menunjukkan bahwa meskipun Hamas terkenal dengan sikap tegasnya, masih terdapat ruang untuk negosiasi jika syarat-syarat tertentu dipenuhi dan dipatuhi dengan jujur dan benar oleh rezim Israel dan rakyatnya.

Bahkan Hamas sendiri telah menunjukkan ketahanan yang luar biasa dalam menghadapi berbagai serangan dan tekanan dari Israel serta masyarakat internasional yang belum memahami Palestina. Meskipun sering kali menghadapi sanksi ekonomi, serangan militer, seperti yang berlaku saat ini, dan usaha untuk melemahkan dukungan mereka di kalangan rakyat Palestina, Hamas terus menjadi kekuatan utama di Gaza. Hamas telah berhasil membangun sebuah jaringan sosial yang kuat, menyediakan layanan asas seperti kesehatan dan pendidikan kepada rakyat Gaza dengan segala keterbatasannya yang sering kali diabaikan oleh komunitas internasional.

Advertisement


News Ecosystem